Beberapa bulan menggunakan vim.

←index Apr 29, 2022

Dulu, saya adalah pengguna VSCode dan sangat bergantung pada GUI, dan saya sudah merasa cukup puas dengan beberapa plugin dan sering menggunakan mouse tanpa memedulikan shortcut. Sampai suatu saat karena project yang dikerjakan semakin besar dan melibatkan banyak teknologi saya terpaksa untuk memilih dua pilihan: 1. mencari text editor yang lebih ringan dan 2. mencari laptop yang lebih mumpuni. dan tentu sebagai mahasiswa yang belum memiliki penghasilan tetap saya memilih pilihan pertama. Tentu alasan ini mungkin tidak selaras dengan stigma atau ekspektasi yang terpaut pada pengguna vim pada umumnya: dapat menulis kode lebih cepat karena meniadakan penggunaan mouse. Ketika saya ditanya kenapa saya menggunakan vim justru saya akan menjawab: karena laptop saya bukan macbook yang cukup mumpuni untuk membuka VSCode dan banyak aplikasi secara bersamaan.

Saya mulai ‘petualangan’ ini dari neovim terlebih dahulu, yang mana adalah text editor hasil modifikasi dari vim (saya sampai saat ini belum merasakan perbedaan yang berarti dari kedua text editor ini), dan hdi hari pertama saya ingin memodifikasi agar tampilannya sama seperti VSCode. dan jujur ekspektasi ini tidak mudah untuk dilakukan, menginstall banyak plugin justru membuat banyak konflik pada shortcut.

Beberapa bulan kemudian, karena project sudah berpindah dan saya malas untuk mengubah konfigurasi di neovim. saya lalu menginstall vim (saya yakin ada cara yang lebih efektif) khusus untuk project yang berkaitan dengan ruby dan ruby on rails, dan saya coba untuk membangunnya dan belajar dari nol. Perlahan-lahan, saya justru semakin berfikir kalau seharusnya anda tidak perlu membuang banyak waktu dan belajar banyak hanya untuk menulis kode lebih cepat beberapa detik. saya juga jadi terpaksa untuk menghafal shortcut dan menambah plugin untuk memberikan nomor pada tiap tab di peramban saya (saat ini mozilla firefox) agar saya tidak perlu berpindah dari keyboard ke mouse lagi hanya untuk melihat stack overflow.

Perlu diingat, vim (dan neovim) adalah text editor yang menurut saya sangat configurable, terbukti dari adanya bahasa khusus yakni vimscript untuk mengkonfigurasi text editor ini. Seluruh resiko dan kenyamanan seakan diserahkan begitu saja ke pundak pengguna, Anda dapat saja berpikir untuk menggunakan notepad saja karena konfigurasi yang acak-acakan.

Saya tentu juga merasakan pengalaman yang cukup baik: vim memaksa saya untuk belajar linux dan command line lebih dalam, saya juga jadi belajar beberapa aplikasi lain seperti tmux. Vim juga membuat saya sadar untuk memberikan waktu luang untuk belajar beberapa tools sedikit lebih dalam seperti contoh belajar shortcut.

Apakah masalah saya diawal sudah terselesaikan? sayangnya tidak, membeli dan mengeluarkan uang untuk gadget yang lebih mumpuni justru menjadi pilihan paling tepat. Saya pun juga tidak yakin (dan tidak memiliki pemikiran) bahwa saya dapat menulis kode lebih cepat dari pengguna VSCode ataupun pengguna text editor lain.

Creative Commons License